Minggu, 09 November 2008

SUSAHNYA MENYIAPKAN FIELD LEADER





Katanya……
Idea Field Leader itu, dulu, berasal dari Kak Elly dan Kak Anton pada waktu Serviam Camp. Tugasnya adalah membantu para coordinator acara kegiatan beserta teamnya, agar dapat mengatur para penggalang untuk mengikuti kegiatan dengan aturan main yang telah ditetapkan oleh panitia. Idea semula…namanya Service Team, tapi seiring dengan berjalannya waktu dan munculnya banyak ide-ide, melalui perdebatan yang sengit, namanya berubah menjadi FIELD LEADER, bukan service team.
Field Leader ini rencananya beranggotakan Pramuka Penegak dari berbagai sekolah dan dari berbagai kontingen, namun Eksistensi Field Leader Jakarta (FLJ) sendiri, sedari pembentukan hingga akhir tugasnya ternyata merupakan maha perjuangan tersendiri.
Pertemuan perdana di SMP Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat bertujuan memperkenalkan kegiatan Pekan Kekerabatan VIII/2008 kepada seluruh Penegak yang terdaftar dalam rentetan telpon. Melalui telpon, ternyata banyak sekali yang berminat untuk masuk dalam FLJ. Koordinator FL dalam PK 8 ini adalah Kak Tono dan dibantu oleh Pembina Penegak Pangkalan yang bersangkutan. Perkenalan tentang acara ini dipimpin oleh Kak Hardi, sedangkan kegiatan dinamika kelompok dipimpin Kak Febri.
Pertemuan kedua yang merupakan pertemuan gabungan dengan pertemuan Triwulan para Pembina Pramuka se-KAJ di Santa Maria dan pertemuan ketiga yang diadakan di SMP Budhaya Matraman sungguh sangat menyedihkan sekali. Yang datang bisa dihitung dengan jari. Tapi hal ini tidak menyurutkan semangat koordinator FL beserta para Pembina Penegak lainnya. Di Santa Maria diadakanlah pembagian tugas, seperti siapa ketua FLJ, sekretarisnya, humasnya, dll, sedangkan di Budhaya materi yang disuguhkan tentang kepemimpinan dan kerjasama. Sedikitnya field leader yang datang dikarenakan letak pertemuan yang sangat jauh dijangkau oleh para anggota FLJ. Karena itu pertemuan selanjutnya akan diadakan didaerah yang berdekatan dengan tempat tinggal FLJ.
Pertemuan ke-4 diadakan di SMA REGINA PACIS, Jakarta. Kali ini banyak sekali yang datang! Luar biasa! Para penegak maupun para Pembina merasakan kegembiraan yang tiada tara. Pertemuan ini tidak disia-siakan. FLJ dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling berkenalan, tukar menukar alamat, sharing pribadi, dll. Lalu dilanjutkan dengan games kecil dari para Pembina yang tujuannya agar ada keakraban, kerjasama team, komunikasi, dan kepemimpinan. Mereka tidak pernah mengeluh akan susah atau panas atau apa saja kecuali lapar…. Ya.. memang, karena terbatasnya dana, panitia tidak menyediakan snack tapi hanya makan siang saja beserta air minum.
Pertemuan ke-5 di SMA KATOLIK RICCI 1. Kali ini tujuan pertemuannya adalah untuk menghilangkan ketakutan dalam diri, agar memiliki percaya diri kepada dirinya sendiri maupun kepada teman-temannya. Maka diadakanlah uji coba rappelling. Meski tempat yang terbatas, tapi FLJ sangat antusias dan selalu ingin mencoba untuk bisa melakukan hal apapun. Pertemuan kali ini ditutup untuk briefing pertemuan yang akan datang.
Pertemuan selanjutnya, ke-6 diadakan di Bumi Perkemahan Cibubur, tepatnya di kapelnya. Kita menginap selama 2 hari, yaitu hari sabtu dan minggu. Ternyata pertemuan ini merupakan pertemuan yang tak pernah terlupakan. Kenapa? Karena dalam pertemuan ini, anggota FLJ dikerjai oleh Koordinator FL untuk memainkan semua peran menuju ke kegiatan intinya, Pekan Kekerabatan VIII/2008 nanti. Datang ke Cibubur merupakan perjuangan yang berat, karena harus menahan amarah, rasa lapar, rasa haus, dan kehilangan (sejenak) kasih sayang keluarga yang selalu membantunya dalam hal apapun juga. Mereka diajarkan tentang kemandirian dan kedisiplinan mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh panitia. Meskipun panitianya tidak pernah menerapkan disiplin ketat, tapi ketegasan ditinggikan. Dinamika kelompok adalah metode utama untuk menciptakan kekompakan, kerjasama team, kepemimpinan, dan komunikasi. Gamesnya berupa permainan bulldozer, eggrang beregu, jaring laba-laba, crocodile bridge, jebakan maut, dll. Mereka sangat antusias, gembira, senang, meski cape dan lelah menantinya. Yang jelas, dengan adanya pertemuan ini keakraban mereka muncul dahsyat. Sampai-sampai untuk pulang saja mereka enggan,walaupun akhirnya pulang juga. Tapi kasian dengan anak-anak Recis, bus mereka tidak menjemput mereka tepat pada waktunya (tepatnya tidak datang).
Pertemuan terakhir, ke-7, diadakan di SMA REGINA PACIS, membahas secara gamblang tentang tugas-tugas mereka. Ada yang bertugas di kegiatan FTA 1, FTA 2, GDV, SBR, Kedatangan, Keberangkatan. Semua tugas-tugas ini harus mereka terima dengan hati yang gembira sebab kalau tidak mereka akan sengsara sendiri, alias tidak akan ada teman yang menyukainya.
Hari H…….
Anggota FLJ harus tiba di gunung geulis tgl 26 juni 2008 pagi hari untuk mengadakan persiapan dan penyambutan. Wah… ternyata mereka sangat antusias sekali melihat daerah Gunung Geulis ini….sangat jauh berbeda dengan Cibubur. Nah….begitu datang, mereka sudah disuruh kak Tono untuk membantu kak Step dan kakak-kakak yang lainnya. Disitulah kekompakkan dan kesabaran mereka diuji. Pembagian tugas dilakukan oleh Kak Elfi (karena beliau sangat ahli, udah pengalaman deh…). Kedatangan para kontingen lain yang datang di lokasi tujuan, cukup membuat para field leader kalangkabut, tapi kedatangan para penegak dari berbagai kontingen… (kontingen Bali yang datang duluan.) membantu mereka dan membuat pekerjaan mereka akhirnya dapat terlaksana dengan baik. Wah… hebat deh…
Kesan para Pembina… kekompakan mereka memang tiada taranya… meski hujan, badai, resah, gelisah, susah, senang, gembira, sedih, lelah, semangat, sakit hati, cape, kulit hitam, kulit rusak, jadi kurus, jadi sakit…..udah menjadi satu. Ada yang dapat persaudaraan, persahabatan, calon pacar, PDKT, CCP, naksir……perasaan yang tidak mungkin diungkapkan tapi terjadi disini.
Semoga kenangan ini bertahan lama … kenangan gunung geulis….kenangan pekan kekerabatan…..kenangan jabalambang…. semua merindukan kita… Diawali dengan perjuangan yang mahaberat untuk keberadaannya, diakhiri dengan kenangan tak terlupakan! Semoga! ( V. Herny Lesmana )

Minggu, 05 Oktober 2008

Cerita Kak Elvi, sekretaris 3 Panlak Jambore Pekan Kekerabatan VIII







Pada awal mula pembentukan kepanitiaan, tugas sekretariat sudah dibagi sedemikian rupa, sehingga pekerjaan tidak menumpuk pada satu orang. Dalam kepanitiaan Pekan Kekerabatan VIII saya menjadi sekretaris III. Tugas utama saya, lebih pada pelaksanaan dalam kegiatan, tetapi karena Kak Wied (Sekretaris umum) pada saat pelaksanaan justru tidak dapat hadir, beberapa tugas di alihkan pada saya. Kak Wied tak dapat hadir penuh, karena pekerjaan di kantornya tidak dapat ditinggalkan.
Tugas sekretariat pada saat kedatangan peserta memang luar biasa sibuk dan cukup merepotkan, kerena jumlah dan data peserta yang di harapkan sudah masuk dan benar-benar ”fixed” ternyata masih ada yang berubah. Walaupun melelahkan dan merepotkan, kedatangan peserta dan mitra kerja dapat kami atasi.
Tugas selanjutnya yang harus saya lakukan adalah meng-input data peserta setiap kampung melalui sekretaris-sekretaris kampung yang saat itu kami bagi dalam 4 (empat) wilayah, yaitu Kampung Merah, Kampung Kuning, Kampung Hijau dan Kampung biru. Setiap hari, sekretaris kampung, mengumpulkan buku peserta dan menghitung stiker atau stempel-stempel setiap peserta yang di dapat dalam kegitan. Karena Evening Activities berakhir kurang lebih jam 21.00 WIB maka, sekretaris-sekretaris kampung baru bisa melaporkan ke saya , hasil rekap per-peserta kurang lebih jam 23.00 WIB bahkan kadang ada yang sampai jam 1 pagi baru selesai. Setelah itu, tugas saya adalah meng-input hasil rekap dari setiap peserta sehingga setiap hari kami bisa mendapatkan gambaran. Akibatnya saya harus semalaman tidak tidur, walaupun ada Kak Floren dan Kak Herni yang selalu setia membantu.
Siang hari saya masih melanjutkan meng-input hasil kegiatan, bahkan kadang lupa makan dan tidak tidur. Hasil rekapan kegiatan inilah yang bisa menentukan peserta mendapatkan medali atau tidak. Puji Tuhan selama dalam tugas, saya tidak merasa lelah, berkat dukungan semangat dan vitamin dari kakak-kakak panitia yang lain, terutama vitamin dari Kak Pur, Kak Eka dan Romo Azis, ( thanks ya Kak....). Saya juga mengucapkan terima kasih pada Adik-adik Penegak yang gesit dan penuh semangat membantu saya di sekretariat kampung ataupun di sekretariat umum.
Dalam tugas ini, saya belum menemukan sistem atau cara yang cepat untuk meng-input data. Sekedar saran, untuk kegiatan mendatang, perlu di pikirkan sistem yang cepat dan tidak membuang waktu dalam meng-input keaktifan peserta setiap hari. Tetapi terus terang saya senang dengan tugas yang saya dapatkan ini. Semoga di kegiatan yang akan datang akan lebih baik lagi. (A.E. Elvi Wigati)

Rabu, 24 September 2008

PRAMUKA BANDUNG MENGENANG JAMBORE






PK VIII/08: PEKAN PETUALANGAN, PEKAN BERTEMAN,
PEKAN WAWASAN … JADI KENANGAN KONTINGEN BANDUNG
Kegiatan yang menantang bagi kami adalah Carbonet, Flying Fox, Elvis, War Game, dan Crocodile Bridge. Coba, kalau saja kegiatan kayak begini ada di pangkalan, wah bakal asyik dan seru! ’Kan Pramuka itu harus dekat dengan kegiatan di alam terbuka; bete deh kalo di pangkalan melulu. (Kita pernah coba di Bandung, memang rada-rada mahal).
City of Science (COS), yang meliputi roboting, Elektronika, rocketing, komputer, dan jurnalistik, juga punya tantangan sendiri. Kata Kak June, Mabi kami yang juga principal di sekolah kami, COS termasuk khas dalam PK VIII/08, karena pada PK VI/04 dulu belum semeriah ini. Nah, ’kan kami jadi semangat bener-bener untuk oprek-oprek.
Free Time Activity. Terampil membuat paper craft/origami, sablon, membuat patung atau logo Jabalambang, pemanfaatan barang bekas (topeng, wayang, book binding, flower, dll). Ini asyik juga. Gak sadarlah ya, ternyata keterampilan begini sangat sederhana, tetapi bermanfaat banget!
Yang seru-seru habis kalo sudah jam-jam istirahat. Nyari-nyari kenalan baru. Hmmm. Ternyata sekolah Katolik itu banyak; ternyata ada teman dari kontingen lain pergi ke Gunung Geulis ini pake bobol celengan segala; ternyata kerja bareng dalam perkampungan tenda itu bikin kita tambah bersatu. Pikir kami, bahasa daerah mereka bakal medok abis, tetapi … eh, gak lah, bahasa gaul tuh! Yang bikin reseh, ya itu si ID Card. Telat datengnya dari panitia, kita jadi telat juga lihat-lihat nama mereka. Coba sekalian dicantumin kode zodiak, walah bakal ketemu deh “mahluk sesama pencinta Pramuka!”. Hihi.
Yang gak bikin happy adalah kantin dan jajanan yang tersedia. Mahal, dan gak ada pilihan. Coba mobil McDee yang parkir, pasti laku! Ada mobil pemancar radio, pasti lakulah untuk kirim-kirim lagu. Kita tanya yang jual voucher, ‘gak ada tuh ring tone “Mars PK VIII/08”. Artinya, pusat jajanan juga dibikin mirip-mirip COS atau FTA atuh, ada zona khusus jajan, gitu. Terus, paling susah kenalan dengan para ketua TKK MPK/BKS. Kata kepala kampung, ada kunjungan rutin/harian ke kampung atau kegiatan; mana mereka, gak ada? (Sudah kita siapin colenak!). Namun itu semua, gak sebanding deh dengan keakraban kita-kita yang Penggalang. Meski gak dapet award MFV, kami puas tampil mempesona. Lagian pada malam kembang api, aduh … berat deh ninggalin temen-temen Jabalambang.
Setiap hari adalah tantangan baru, teman baru, dan beroleh wawasan baru. Kak Penny, pembina pangkalan kami, bilang, “Gak bakal nyesel kamu ikut PK ini. “ Itulah yang membekas untuk kenangan kami. Salam buat semua! Jabalambang, euy-lah!

(Beni, Vito, Filia, Inggrid; Pangkalan “Saint Mary Scout” Bandung; 07053-54; bahasa diedit ulang oleh Kak Maria Harpeny).
Kesan-kesan dari Pangkalan Aloysius

No Nama Kesan dan Pesan
1 Vincent Menyenangkan, dapat teman-teman baru dan pengalaman !
2 Theresia Rame, bisa dapet temen baru, dapet pengalaman baru, juga dapet pengetahuan.
3 Sasa Rame, asik, cape, temen-temen baru, pengalaman baru, ilmu, rame lah pokoke, ada suka dukanya (sebenarnya suka 99,99%. Dukanya 0.001 %. Dukanya gara-gara harus pulang). Banyak lah!
Pesan Kepala Desanya jangan galak-galak donk! Semoga Jamnasnya lebih baik
4 Irene Rame, asyik, dapat pengalaman, tapi cape… pengen lagi!
5 Ken Seru, dapet banyak temen, dapat pengalaman banyak.
6 Sharon Reme, asik, ya gitu lah… standart… ehm… Btw mo ngoaph. Kurang lama!!!
7 Ezra Seru, dapet banyak temen. Edun pisanlah pokoknya.
Saran: senang-senang ditambah
8 Kendrick Ya gitu lah… kalo bisa mah waktu bebasnya dilamain, trus ga usah pake ‘buku perserta’ n ‘stempel’ ga penting
9 Anthony Asik, go Scout Boy!!

Senin, 22 September 2008

Pramuka dalam City of Science














Hmm…..
Tidak terasa sudah tiga hari mengikuti kegiatan pekan kekerabatan ini. Ada kegiatan yg kami rasakan sangat berguna, yaitu kegiatan city of science. Di sini terdapat kegiatan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada robotics, elektronika, rocketing, jurnalistik dan komputer.
Untuk mengikuti kegiatan ini kita harus membawa kupon yang berlaku untuk 2 orang. Kebetulan kelompok kami 2 orang dari Bali, 2 dari Palembang, 2 dari Semarang dan 2 lainnya dari Jakarta.
Di gerai robotics kami belajar merancang bagaimana cara merangkai robot yg benar. Setelah itu, robot yg kita rancang kita gunakan untuk bertanding melawan peserta lain.
Di gerai elektronika ini kami belajar bagaimana membuat lampu flip-flop dan alarm. Kami menggunakan solder, kabel dan peralatan-peralatan lagi. Yang penting kita harus mengusahakan agar lampu atau alarm yg kita buat dapat berfungsi dengan baik.
Di gerai rocketing kami belajar bagaimana membuat rocket dengan menggunakan botol bekas dan menggunakan tenaga air dan pompa. Rocket yg telah kami buat, kami coba luncurkan. Rocket-rocket kami ternyata dapat meluncur lumayan jauh, bahkan paling jauh, sampai mendekati tempat Religious Activity. Yang paling menyenangkan ialah, setelah berhasil diterbangkan, rocket yang kami buat boleh dibawa pulang.
Di gerai jurnalistik kami belajar membuat tulisan berita dari berita-berita yang diambil dari koran bekas, majalah,dll. Tulisan itu kami edit menjadi suatu berita baru yg menjadi enak dibaca.
Komputer merupakan gerai terakhir. Di sini kami belajar membuat animasi dan website sendiri. Membuat animasi menggunakan komputer dapat dilakukan dengan program macromedia flash player. Di sini kami membuat animasi pesawat berjalan, bermain basket, golf,dll. Kami juga membuat website sendiri dengan nama dan isi yang kami rancang sendiri.
Itulah pengalaman yang didapat di city of science yang takkan terlupakan seumur hidup .
(Ariel Winfried & Immanuel Nicky, SMP Pax Ecclesia)

Rabu, 10 September 2008

Jambore PK VIII di hati penggalang Temanggung


Sudah satu bulan Pekan Kekerabatan berakhir, tetapi kenangan kami di sana tetap ada dan selalu tersimpan. Akan kami ungkapkan seluruh isi hati kami tentang pengalaman regu “Garuda Sora” dan ”Teratai Narendra” yang mewakili sekolah kami di Temanggung mengikuti Pekan Kekerabatan VIII di Gunung Geulis Bogor dari tanggal 28 Juni 2008 sampai 4 Juli 2008. Ini sungguh membanggakan! Tanggal 28 pagi-pagi sekali kami tiba di sana. Saat itu pemandangan Gunung Geulis Adventure Camp terlihat indah sekali. Setelah melakukan pendaftaran, kami diberi scarf dan ID Card yang harus kami pakai saat kegiatan berlangsung. Kemah kami ditempatkan di Yellow Rock Village, sangat mepet dengan batas perkemahan.
Pengalaman yang kami dapatkan sungguh banyak, tak cukup untuk mengutarakannya dalam tulisan singkat ini. Kegiatan dalam Jambore Pekan Kekerabatan ini full, banyak sekali. Ada Religious Activities, Culture Work Shop, City of Science, Scouting Skill, Free Time Activities I , Free Time Activities II dan lain-lain. Kegiatan Scouting Skills mengasah ketangkasan dan keterampilan Pramuka. Di dalamnya kami diminta menunjukkan kemampuan kami dalam kompas, SMS ( Sandi, Morse, Semaphore), tali temali dan PPPK. Ini yang sungguh menyenangkan. Dalam City of Science kami mendapat pengetahuan baru seperti membuat roket air, membuat animasi dalam computer, membuat alarm. Di Free Time Activities II, kami melakukan flying fox, pumper ball, spider web, cargo net, crocodile bridge, bulldozer, Robot A , dan lain-lain. Semuanya sangat seru. Di PK 8 ini juga diadakan Food Festival di mana kami semua dapat mengenal dan merasakan makanan khas dari daerah masing-masing. Saat Food Festival ini kami bisa berkenalan dengan teman-teman yang mempunyai budaya berbeda, jadi kami bisa mendapatkan teman-teman dan sahabat baru. Di Religious Activities kami belajar mengekspresikanl perasaan keagamaan kami dalam bentuk poster, layang-layang, pembatas buku, menempelkan foto di kayu dengan menggunakan resin, membuat rosario atau tasbeh, dll. Dalam kegiatan Animal Kingdom Excursion, seluruh peserta PK.8 diajak ke Taman Safari Cisarua Bogor mempelajari kehidupan hewan. Fasilitas di Gunung Geulis menurut kami sangat komplit. Sampai hari terakhir, kami tidak merasa bosan. Disana kami juga dilatih untuk mandiri dan sabar. Seperti mencuci piring dan gelas, dan menunggu waktu antri mandi. Dalam Global Development Village kami diajak merasakan indahnya ciptaan Tuhan di dunia dan bertekad untuk dalam merawat semua ciptaan Tuhan lebih baik lagi. Kami mempelajari banyak hal tentang alam dan bagaimana menjaga kondisi jika terjadi suatu bencana. Menjelang penutupan ada kegiatan Sayonara yang diakhiri dengan penyalaan kembang api. Di saat ini kami meneteskan air mata, kami tak mau berpisah dengan teman-teman dan sahabat-sahabat baru kami. Rasanya malas untuk pulang, walaupun pada awalnya kami sudah kangen dengan orangtua kami, tapi kami ingin selalu tetap di sini. Kemudian kami semua menyalakan kembang api dan sennneeennnnggg………..bangetttt. Kami merasa senang karena regu kami mendapat banyak sertifikat dan medali. Medali itu sebagai kenangan dari PK.8 yang akan selalu kusimpan. Bahkan Yel regu “Garuda Sora” sangat digemari, karenanya kami diberi penghargaan gambar Pandu Dunia.
Kesan. Yang kami dapatkan disana sangat baik, menyenangkan, bahkan sulit mengutarakannya. Hingga saat ini bila aku mengingatnya aku bisa tersenyum, tertawa, menangis, cemberut dan lain-lain. Pokoknya PK.8 mantap surantap dech…… Bertemu dengan Romo Aziz dan foto bareng dengannya juga merupakan sesuatu yang mengesankan. Begitu pula mendapat kenalan teman dekat dari kontingen lain yang bisa diajak ngobrol, curhat dsb, mendapat biodata, nomor telepon mereka. Begitulah kami mudah berkomunikasi setelah pulang dari Bogor. Kami sangat senang bila lima tahun lagi bisa ikut serta kembali. Tapi sayang lima tahun lagi kami sudah SMA, jadi kami tidak bisa ikut deh. Ya sudah gak apa-apa, tapi kalau bisa kami jadi Pembina biar bisa ikut ke Bali.
Pesan kami …. hmm “Tingkatkan terus kegiatan Kepramukaan, semoga PK IX lebih baik dan tentunya lebih menyenangkan. Kegiatannya dibuat lebih kompetitif supaya semua regu bersaing. Kalau bisa acara ini diadakan tiga tahun sekali, jangan lima tahun sekali.
Duka yang menyakitkan buat kami adalah saat tangan seorang teman kami Bernadinus Marcelyano kena gunting dan harus di jahit. Juga kelelahan tatkala hendak menanam pohon dan kemudian hiking.

(Disarikan dari tulisan-tulisan LEONARDO EDDY BERNARD, BERNADINUS MARCELYANO, PANJI BANGUN PRASETYA, ANTONIUS DICKY SATRIA AJI, HARIYADI HERMAWAN, WISNU PRABOWO, JULIUS DIASCAHYADI, HENDRATA KURNIAWAN, ANASTASIA LINA ANGGRAENI, YULIANI AYU CHRISTINA PUTRI, ELISABETH CORNELIA, PUTRI ADI KURNIA SARI, META SEKAR DEWANI, ELISABET FEBRIAN KURNIASARI, IKA KURNIA PUTRI, CHRISTINE KRISTYANINGRUM, YESHIA DEVIN PRAMUDHITA)

Sabtu, 06 September 2008

PEKAN KEKERABATAN VIII DALAM KENANGAN KONTINGEN BALI




PEKAN KEKERABATAN VIII DALAM KENANGAN KONTINGEN BALI

Tanggal 26 Juni 2008, dengan mengunakan 4 buah bus, Kontingen Tim Kerja Kepramukaan Majelis Pendidikan Katolik Keuskupan Denpasar yang beranggotakan 135 peserta termasuk dengan staf kontingen bertolak menuju ke Gunung Geulis Adventure Camp, Gadog, Bogor dengan di komandani oleh Kak Ignatius Agus Widodo serta Rm Paskalis Nyoman Widastra, SVD sebagai moderator TKK . Kepesertaan TKK Denpasar dalam Kegiatan Pekan Kekerabatan VIII/2008 ini, dengan melibatkan sekolah-sekolah katolik Se-Keuskupan Denpasar, diantaranya: SD dan SMP K Soverdi Tuban; SD I, SD II, dan SMP K St. Yoseph Denpasar; SD dan SMP Tegaljaya; SD dan SMP K St. Thomas Aquino Tuka; SMP Wana Murni palasari; serta adik-adik Penegak/Pandega dari SMU St Thomas Aquino Tangeb dan SMU St. Yoseph Denpasar.

Kepramukaan ternyata bila dipahami dan dihayati sangatlah bermanfaat terutama bila dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan mengikuti berbagai kegiatan kepramukaan, di situ, kita dilatih dan dididik untuk terampil dalam menghadapi dan selanjutnya memecahkan suatu permasalahan untuk mencapai keberhasilan.

Pramuka mengarahkan kita ke nilai-nilai hidup yang sangat komplek: kebersamaan, toleransi, kedisiplinan, budaya, religi, kekompakan ,serta teknologi. Dan yang tak kalah penting melatih peserta untuk hidup mandiri serta peduli/peka terhadap sesama dan lingkungan sekitar. Para peserta dapat saling belajar, tukar menukar pengalaman, keanekaragaman, ketrampilan kepramukaan, oleh-oleh dan banyak mengenal dengan peserta ataupun pembina dari kontingen lain.

Kami TKK Denpasar sangat merasakan banyak sekali manfaat Pekan Kekerabatan VIII/2008 di Bogor, karena lebih jauh kita dapat mengenal pentingnya nilai-nilai hidup, cinta dan sadar terhadap lingkungan dan merasa lebih dekat dengan alam yang harus senantiasa dilestarikan, Dalam berbagai kegiatan yang menarik, terutama kegiatan dinamis, setiap peserta dituntut untuk memberanikan diri untuk mencoba berbagai tantangan-tantangan yang melatih keberanian peserta. Peserta diajak menggali dan memahami kekuatan / kelemahan diri sendiri. Inilah yang akan memperkaya wawasan dan merupakan pengalaman yang tak terlupakan.

Kegiatan Pekan Kekerabatan VIII/2008 sangat mengesankan. Selama kegiatan, peserta adik-adik penggalang dengan semangat dan antusias yang cukup tinggi mampu mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan baik, terlebih untuk saling mengenal, mempelajari dan mencoba serta memperdalam hal-hal yang belum pernah dialami oleh adik-adik penggalang, terlebih juga seluruh peserta mendapatkan medali sebagai penghargaan atas keberhasilan dalam melaksanakan berbagai kegiatan, pokoknya yang ikutan PK VIII/2008 ini ngak bakalan rugi, iya khan…!

Kami juga merasa bangga karena berhasil meraih beberapa penghargaan diantaranya menjadi salah satu regu tergiat dan juga menjadi kontingen terbaik dalam pementasan gelar budaya daerah. Waah… rasanya senang bangetttttt……! Dan yang lebih menghebohkan sekaligus membanggakan tahun 2010 Bali menjadi tuan rumah pelaksanaan Temu Pembina Se-Jabalambang, doakan ya.. semoga nantinya dapat terlaksana dengan sukses.

Dalam Pekan Kekerabatan VIII ini dipresentasikan bahwa pramuka mempunyai peranan yang sangat mendasar dan penting, yaitu turut serta bertanggungjawab terhadap pendidikan dan pembentukan karakter adik-adik generasi muda, penerus cita-cita bangsa yang terampil, disiplin, serta bertanggung jawab.
Harapan kami dari Denpasar "Kegiatan ini baik temu penggalang, temu penegak dan temu pembina dapat dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan" Kegiatan Pekan Kekerabatan merupakan kegiatan berkala 5 tahunan harus dijaga dan terus dilaksanakan berkesinambungan, sehingga benar-benar dapat menjadi wahana keakraban bagi peserta se-Jabalambang bahkan dapat secara lebih luas lagi.

Salam dari kami untuk kakak-kakak pembina Se-Jabalambang..! Tetap bersemangat..!

Kamis, 04 September 2008

PEKAN KEKERABATAN VIII DALAM KENANGAN ORANG YOGYA




Kalau ingat kegiatan di Gunung Geulis, aku paling suka dengan FTA aku tertantang mentalku di kegiatan tersebut. Tapi aku juga di sana sempat " sakit " yang aneh dan nggak tahu apa sebabnya> Akhirnya aku harus tidur di posko kesehatan atau di karantina. Sebenarnya waktu itu aku sebel banget, tapi akhirnya aku sadar karena semua yang dilakukan demi kebaikanku maka hal apa pun yang terjadi sama aku, aku butuh kesabaran.Aku mau pesan untuk pembina pendamping dan juga teman-teman seregu maupun bukan, aku minta maaf jika ada yang tidak berkenan dengan aku yang sudah merepotkan kalian semua.dan aku minta maaf jika tidak dapat membatu kalian seutuhnya. Maafkan aku teman-teman...... ( Adriana Ardaninggar Asri )

PK - 8 membuatku mengerti akan pentingnya persahabatan.Menegrti akan rasa saling berbagi,saling menghargai,juga membuatku menjadi mengerti akan sifat-sifat teman-temanku.Aku berterimakasih pada kontingen Jogya,kakak-kakak BTK dan pembina-pembinanya dan teman-teman yang sudah membantu aku selama di sana. (Klaudia Herba Ilona)

Aku merasa perlu mengucapkan terima kasih kepada Tim Masak dari DIY karena makanannya uenak sekali. Aku juga terima kasih kepada kakak-kakak BTK dan pembina-pembina terutama Kak Eko yang sudahmembimbingku selama di Gunung geulis. (V.Dios Adventura Hutoro)

Saat Food Festival, malam itu kami berkeliling untuk mencicipi makanan dari setiap daerah.Saat kami sampai diPalembang, tentu makanannya empek-empek.Empek-empeknya sangat enak dan cara memasaknya unik sekali, yang membuat aku malu adalah aku kembali ke tenda Palembang sampai 3 kali tentunya aku mengajak teman yang berbeda ( hanya untuk minta empek-empeknya lagi )
Satu lagi cerita lucu adalah ketika mandi aku lupa bawa handuk.Untungnya di sebelahku Tami temanku juga sedang mandi. Dia jadi penolongku kali ini, tapi sayangnya aku melakukan kesalahan sampai dua kali dan kali ini teman yang di sebelahku tidak kukenal.
Aku sedih sekalipada waktu di sana karena orang tuaku ulang tahun pernikahan ke - 17 dan hanya bisa aku ucapkan melalui telepon.(Lucia Dipa Saraswati)

Semoga prestasi yang diraih tidak berhenti sampai di situ,semoga terus berlanjut untuk adik-adik generasi penerusku.......(Yohanes Niko Shendiasto)


Dalam kalimat yang singkat kesan orang Yogya sbb:
1. Senang, gembira, menangis, menarik,tambah pengalaman
2. Kangen sekali sama ortu dan kakak serta adik
3. Malam pertama hujan, becek,dingin, gelap.....
4. Kesal karena ada teman DIY yang sakit aneh....
5. Sedih waktu kupon kegiatan hilang
6. Seru waktu naik menara di kampung merah dan FTA Flying Fox
7. Sebal dengan kakak Evening Activities di kampung merah
8. Tidak simpatik dengan kakak yang menyuruh hormat bendera padahal dia tidak menghormat
9. Selama seminggu kami terbebas dari polusi.....
10. Sering diganggu teman, regu tidak kompak ...tapi aneh kami bisa melewati waktu sepekan bersama-sama padahal kami dari sekolah yang berbeda-beda

Itu sebagian kesan adik-adik di Yogyakarta yang masuk ke Kak Yanti

Selasa, 05 Agustus 2008

Pramuka rajin beribadat, lho!







Bagusnya Pramuka itu! Menurut saya tidak sok suci, tapi toh mereka orang-orang yang taqwa, orang yang rajin beribadat. Ini terbukti dalam Jambore Pekan Kekerabatan VIII kegiatan ibadat berjalan dengan baik. Ini berbeda dengan yang terjadi dalam Pekan Kekerabatan V di Cibubur tahun 2003 yang lalu. Yang beragama Katolik selalu beribadat pagi dan malam di balai kampung mereka, begitu pula yang beragama Islam di Surau yang tersedia. Yang beragama Kristen tak kalah rajinnya sampai 3 lapak tempat kegiatan Religi dan Budaya dipenuhi oleh mereka. Yang beragama Hindu dan Buddha juga menggunakan lapak kegiatan Religi dan Budaya.
Pada siang harinya ketika kegiatan berlangsung pondok-pondok kegiatan Religi dan Budaya sangat ramai dipenuhi peserta jambore. Mereka dengan rajinnya membuat rosario atau tasbeh, membuat selipan buku dengan kata-kata religius, membuat hiasan-hiasan bermotif religi di piring atau pada tripleks kecil, membuat niat-niat"suci" di CD bekas atau di layang-layang kertas yang dibuatnya. Niat-niat suci ini digantung di Pohon Niat. Bukan main, mereka luarbiasa. Mereka sangat rukun, tak peduli agama, suku atau golongannya. Keadaaan mereka sungguh berlainan dengan realita dimana orang yang berbeda agama saling tak peduli atau bermusuhan. Kita bisa perhatikan foto-fotonya.

Minggu, 27 Juli 2008

Pramuka bisa berprestasi











C.A.Febriyanto dalam Hidup no. 30 tgl 27 Juli 2008 mengatakan: mereka yang terlibat di Pramuka rata-rata menjadi anak yang berani dalam mengungkapkan pendapat, tangkas dalam menyelesaikan pekerjaan, berpakaian rapi dan tahu bagaimana harus berbicara kepada gurunya. Rasanya ini tepat! Dari apa yang saya lihat, jelas sekali banyak siswa yang aktif dalam Pramuka kemudian terpilih menjadi pengurus OSIS. Begitu pula yang menjadi juara kelas, banyak anak Pramuka. Banyak mereka yang sekarang direktur, manager, pimpinan perusahaan di Jakarta ini dahulu ketika masih sekolah ternyata sangat aktif dalam kepramukaan.






Dari pengalaman menyelenggarakan Pekan Kekerabatan VIII/2008, kami dikejutkan ketika mendapat bantuan, donasi, sumbangan dari beberapa pimpinan perusahaan yang ternyata dahulu anggota Pramuka kami. Ternyata sebagian besar para alumni Pramuka itu sukses menjalani hidup ini, dan jarang yang menjadi terlunta-lunta tak punya kerja. Mereka ternyata bisa berprestasi. Beberapa peserta penggalang bersemangat mengikuti kegiatan Jambore ini, karena ternyata orangtua mereka yang mendapatkan pengalaman yang sangat berharga ketika dahulu mereka mengikuti Jambore Nasional pertama di Cibubur dan yang kedua di Sibolangit sekarang mendorong anak-anaknya untuk mendapatkan pengalaman yang sama. Foto-foto yang ditampilkan di Hardiblog ini memperlihatkan bagaimana prestasi Pramuka itu.

Sabtu, 26 Juli 2008

Pramuka sering diremehkan






















Kawan-kawan, kakak dan adik pramuka. Salam Pramuka!






Dalam majalah Hidup no.30 tahun ke 62 tgl 27 Juli 2008 saya diwawancara oleh Hidup. Saya menyatakan secara jelas kekesalan saya: Pramuka sering diremehkan sebagai kegiatan tepuk tangan, bernyanyi dan teriak-teriak. Ketika saya tanyakan kepada wartawan yang saya ajak berkeliling melihat kegiatan Jambore Pekan Kekerabatan VIII/2008 di Gunung Geulis, apakah pernyataan itu tepat dengan yang dilihatnya di Gunung Geulis, dia menjawab, juga dengan kekesalan: tidak benar! Coba saja lihat apa yang terjadi. Kekerabatan yang kental yang terjadi antar peserta dan kontingen, propinsi yang berlainan muncul secara mencolok. Dalam Food Festival dengan senang hati setiap regu menjamu regu-regu lain yang bertamu untuk berkenalan dengan penganan khas daerahnya. persaudaraan tanpa mengenal perbedaan suku, ras dan agama bisa berlangsung dengan baik. Kegiatan berbagai macam agama: Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha berlangsung di tempat-tempat yang telah disediaka. Begitu pula ketika membuat pernak-pernik keagamaan seperti: tasbih, rosario, poster, selipan buku dengan kutipan-kutipan ayat kitab sucinya peserta yang masih penggalang itu tidak merasa terganggu satu sama lain, walaupun yang dibuatnya berbeda. Kebanggaan akan budaya tradisional sangat ditekankan. Ada 14 sanggar budaya dimana peserta ternyata dengan senang hati dan penuh kegembiraan belajar menabuh gamelan, meniup suling, calung , kotekan bambu, tarian dan masakan-masakan tradisional. Ada 8 bengkel dimana peserta bersemangat menguji keterampilan tangannya untuk membuat papercraft, origami, mozaik, bunga-bunga plastik, wayang karton, patung dan menyablon. Setelah lelah dengan keterampilan tangan mereka juga bisa belajar teknologi yang diperlukan kini dalam kawasan Iptek. Robotik, Rocketing, Pemrograman komputer, Elektronik dan Jurnalistik disajikan dalam bentuk yang menarik. Yah, kita lihat dulu foto-fotonya deh!